1.
Penentuan Sruktur
Senyawa
- Analisis Spektrum IR
Pada fraksi C2-1, spectrum IR
yang dihasilkan menunjukkan adanya pita serapan gugus fungsi OH pada bilang
gelombang 3423,4 cm-1 ; vibrasi ulur C-H sp3 pada
bilangan gelombang 2933,5 cm-1 dan 2852,5 cm-1 ;
C=C pada bilangan gelombang 1627,9 cm-1 ; vibrasi tekuk CH3
pada bilangan gelombang 1449,4 cm-1. Bilangan gelombang tersebut
menunjukkan bahwa senyawa pada fraksi C2-1 merupakan senyawa
alifatik.
Pada fraksi C11-2, spectrum IR yang dihasilkan
menunjukkan adanya pita serapan gugus fungsi OH pada bilang gelombang 3433,1 cm-1
; vibrasi ulur C-H sp3 pada bilangan gelombang 2922,0 cm-1
dan 2852,5 cm-1 ; C=C pada bilangan gelombang 1627,8 cm-1
; vibrasi tekuk CH3 pada bilangan gelombang 1382,9 cm-1 ;
C-O pada bilangan gelombang 1041,5 cm-1. Bilangan gelombang tersebut
menunjukkan bahwa senyawa pada fraksi C11-2 merupakan senyawa alifatik dan
tidak terglukasi karena tidak menunjukkan adanya pelebaran puncak OH yang
menandakan senyawa yang terglukasi.
Dari hasil pengukuran IR pada kedua fraksi, dapat
diduga kedua fraksi terdapat senyawa yang sama, berdasarkan spectrum pada kedua
senyawa terdapat gugus-gugus yang sama dengan hal ini menunjukkan kedua fraksi
memiliki pola kromatogram yang mirip.
- Analisis Spektrum NMR
Analisis spectrum NMR 1H
Analisis spectrum NMR 1H terhadap
fraksi C11-2 dan C2-1 dilakukan untuk
mengetahui gambaran berbagai jenis atom hydrogen dalam molekul. Spectrum NMR 1H
senyawa dari fraksi C2-1 dan C11-2 memperlihatkan pada geseran 0,51-2,27 ppm
merupakan sinyal untuk H yang terikat dengan karbon sp3. Pada
geseran sekitar 3,34 ppm merupakan sinyal untuk H yang terikat dengan C
heteroatom atau lebih spesifik dengan C metoksil (C-O). dan pada geseran
4,63-5,15 ppm merupakan sinyal untuk H yang terikat dengan C ikatan rangkap.
Dari spectrum ini dapat disimpulkan bahwa senyawa yang berhasil di isolasi
merupakan senyawa alifatik dengan ikatan rangkap, memilki ikatan heteroatom,
dan tidak memilkii gugus karbonil.
Analisis Spektrum NMR 13C
Analisis spectrum NMR 13C dimaksudkan untuk
menentukan kerangka karbon yang dimilki oleh senyawa. Pada spectrum ini dapat
diketahui jumlah karbon dan jenis karbonnya (metal, metilen, metin, atau karbon
quartener).
Spectrum NMR 13C Decopling
Spectrum ini menunjukkan seluruh karbon yang terdapat
di senyawa dengan menghilangkan pengaruh atom tetangga (decopling) akan tetapi
pada spectrum ini tidaka ada pembeda untuk jenis karbonnya. Pada pengukuran NMR
13C terlihat geseran spectrum dimulai dari geseran 11,8-147,70.
Perhitungan jumlah karbon berdasarkan analisis spekrum ini didapat jumlah
karbon senyawa pada fraksi C2-1 adalah 30.[1][4]
Permasalahan
:
Berdasarkan
artikel diatas, penentuan struktur senyawa turunan terpenoid dapat ditentukan
melalui beberapa analisis yaitu analisis NMR dan iMR . Apakah besar kecilnya
hasil analisis NMR dan iMR mempengaruhi struktur terpenoid itu sendiri?